Sabtu, 01 Desember 2012

PENGGUNAAN BORAKS SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN MAKANAN

Dalam pembuatan makanan, termasuk makanan jajanan tradisional, masih
banyak ditemukan penggunaan bahan-bahan pengawet yang dilarang. Salah satu di
antaranya adalah penggunaan boraks. Bahan ini banyak digunakan sebagai bahan
tambahan dalam pembuatan berbagai makanan, misalnya bakso, mi basah, siomay,
dan gendar. Penggunaan boraks sebagai bahan tambahan pangan selain bertujuan
untuk mengawetkan makanan juga bertujuan agar makanan menjadi lebih kompak
(kenyal) teksturnya dan memperbaiki penampakan4. Dengan jumlah sedikit saja telah
dapat memberikan pengaruh kekenyalan pada makanan sehingga menjadi lebih legit,
tahan lama, dan terasa enak di mulut.
Boraks atau yang lazim disebut asam borat (boric acid) adalah senyawa kimia
turunan dari logam berat boron (B). Asam borat terdiri atas tiga macam senyawa,
yaitu: asam ortoborat (H3BO3), asam metaborat (HBO2), dan asam piroborat
(H2B4O7)10 Rumus struktur ketiga asam borat tersebut adalah sebagai berikut.
OH

H3BO3 : HO—B—OH ; HBO2 : HO—B ═ O
Asam ortoborat Asam metaborat
                      O — B — O
                      /        │        \
H2B4O7 : HO—B O B—OH
                     \         │        /
                      O — B — O
Asam piroborat
Asam-asam borat adalah asam lemah. Boraks merupakan senyawa hidrat dari garam
natrium tetraborat dengan rumus molekul Na2B4O7 . 10 H2O (Natrium tetraborat
dekahidrat)22,23. Garam natrium tetraborat adalah garam natrium dari asam piroborat
(Na2B4O7).
21
O — B — O
/ | \
Na2B4O7 : Na — O — B O B — O — Na
\ | /
O — B — O
Natrium tetraborat
Dalam perdagangan boraks dikenal dengan sebutan borofax three elephant,
hydrogen orthoborate, NCL-C56417, calcium borate, atau sassolite. Dalam istilah
domestik boraks memiliki nama berbeda-beda. Di Jawa Tengah boraks disebut
dengan nama air bleng atau garam bleng, di daerah Sunda disebut bubuk gendar; di
Jakarta disebut pijer. Boraks yang diperdagangkan dalam bentuk balok padat, kristal,
atau tepung berwarna putih kekuningan, atau dalam bentuk cairan tidak berwarna.
Boraks berasal dari tambang alam dari daerah batuan mineral yang mengandung
boraks, misalnya batuan kernite, batuan colemanite, atau batuan ulexit10.
Boraks digunakan orang sudah sejak lama, yaitu sebagai zat pembersih
(cleaning agent), zat pengawet makanan (additive), dan untuk penyamak kulit.
Boraks sebagai antiseptik dan pembunuh kuman. Karena itu borak banyak digunakan
sebagai anti jamur, bahan pengawet kayu, dan untuk bahan antiseptik pada
kosmetik10. Dalam industri tekstil boraks digunakan untuk mencegah kutu, lumut,
dan jamur. Boraks juga digunakan sebagai insektisida dengan mencampurkannya
dalam gula untuk membunuh semut, kecoa, dan lalat10. Boraks sejak lama sudah
digunakan untuk membuat gendar nasi, krupuk gendar, atau krupuk puli yang secara
lokal di beberapa daerah di Jawa disebut karag atau lempeng.
Boraks dalam peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dinyatakan
bahan berbahaya dan beracun, dan dilarang untuk digunakan dalam pembuatan
makanan10. Peraturan Menteri Kesehatan tersebut didasarkan pada hasil sidang
Codex dunia tentang makanan, yang melarang boraks untuk digunakan sebagai
bahan tambahan makanan karena dapat menyebabkan kanker pada tikus percobaan.
Karena bersifat toksik, maka boraks dimasukkan dalam golongan senyawa yang
disebut bahan berbahaya dan beracun (B3).
Tumbuhan buah-buahan dan sayuran yang dipupuk dengan pupuk yang
mengandung senyawa boraks dalam waktu lama akan terakumulasi dalam buah dan
sayuran. Dengan demikian bila kita memakan buah atau sayuran tersebut maka kita
akan mengkonsumsi boraks.
Boraks dinyatakan sebagai bahan berbahaya bagi kesehatan karena dari hasil
percobaan dengan menggunakan tikus menunjukkan sifat karsinogenik19. Dalam
makanan boraks akan terserap oleh darah dan disimpan di dalam hati. Karena tidak
mudah terlarut dalam air boraks bersifat kumulatif. Boraks di dalam tubuh dapat
menimbulkan bermacam-macam gangguan. Gangguan-gangguan umum yang
ditimbulkan boraks adalah sebagai berikut 10.
1. Dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan bayi, terutama mata.
2. Menyebabkan gangguan proses reproduksi.
3. Dapat menimbulkan iritasi pada lambung, kulit merah dan mengelupas.
4. Menyebabkan gangguan pada ginjal, hati, dan testes.
Informasi tentang gangguan kesehatan karena boraks masih sangat sedikit,
bahkan dapat dikatakan belum ada bukti yang cukup kuat. Hal ini dapat dimengerti

karena akibat yang ditimbulkannya tidak dapat segera tampak. Gejala-gejala
gangguan kesehatan yang dapat diamati dalam jangka pendek karena menghisap atau
kontak secara langsung dengan boraks antara lain terjadinya iritasi pada hidung,
saluran pernapasan, dan mata. Selain itu, adanya pencemaran boron dalam waktu
panjang dapat menimbulkan gangguan reproduksi berupa menurunnya jumlah
sperma pada orang laki-laki. Dari hasil penelitian pada hewan menunjukkan bahwa
dengan adanya pencemaran boron dalam jangka panjang dapat menyebabkan
gangguan pada jaringan paru-paru dan inhalasi yang lama. Pencemaran boron dalam
kadar tinggi dalam waktu singkat dapat menimbulkan bahaya pada perut, usus, hati,
ginjal, dan otak. Dari hasil penelitian pada hewan menunjukkan dengan adanya
pencemaran boron pada hewan jantan dapat menyebabkan gangguan pada testes dan
gangguan kelahiran pada hewan betina yang bunting. Terjadinya kontak langsung
pada hewan dapat menyebabkan terjadinya iritasi kulit. Akibat dari kontak dengan
kulit manusia belum diketahui10. Konsumsi boraks secara terus menerus dapat
mengganggu gerak pencernaan usus dan dapat mengakibatkan usus tidak mampu
mengubah zat makanan sehingga dapat diserap dan diedarkan ke seluruh tubuh15.
Pada dosis 5 gram atau lebih dalam tubuh bayi dan anak kecil dapat menyebabkan
kematian. Pada orang dewasa kematian dapat terjadi pada dosis 10 – 20 gram atau
lebih
sumber data http://eprints.undip.ac.id/15326/1/SRI_SUGIYATMIE4B004082.pdf