Minggu, 30 September 2012

pemeriksaan protein metode kjedahl

protein merupakan suatu senyawa yang disusun oleh asam amino.asam0asa amino ini terikat oleh ikatan peptida satusamalain.
gugus amin dari suatu asam amino bersatu dengan gugus karboksil dari asam amno lain dengan mengeluarkan air.dengan demikian protein memiliki sifat zwitser ion.

protein merupakan senyawa amfoter yang dapat bersifat basa. miatan listriknya tergantubg pada pH.Pada pH tertentu muatan listriknya menjadi nol, yaitu titik isoelektris yang berada pada pH 4,7
ciri ciri moekul protein :
1. berat molekulnya besar sehingga disebut makro molekul
2. umumnya terdiri atas macam macm asam amino yang berikatan satu sama lain dalam fariasi urutan yang bermacam macam membentuk suatu rantai polipeptida.
3. terdapat ikatan kimia lain yang menhyebabkan terbentuknya lengkunga pada ikatan polipeptida menjadi struktur 3 dimensi protein
4. sturtur tidak stabil terhadap beberapa faktor seperti pH, radiasi, Temperatur, pelarut organik dan detergen.
5. reaktif dan spesifik
 pemeriksaan protein biasanya tidak dilakukan secara langsung namun menggunakan perhitungan berdasar jumlah Nitrogen didalamnya

Metode kjeldahl
Merupkan metode sederhana untuk memetapkan nitrogen total pada asam amino dan protein atau senyawa lain ang mengan dung protein. Metode ini sudah banyak dimodifikasi dan coco digunakan secara semi mikro karena hanya membutuhkan jumlah sampel dan pereaksi yangpendek serta waktuanalisa yang singkat. Metode ini cocok digunaknan pada penetapan kadar protein tidak terlarut atau protein yang sudah mengalami koagulasi akipat proses pengolaj\han makanan
Secara umum metode kjedahl ada tiga tahap yakni
i.    Tahap destruksi
Sapel dipanaskan dalam asam sulfat sehingga mendestruksi unsur unsurnya, C dan H menhadi CO dan CO2 serta H2O, N menjadi ammonium sulfat. Untuk mendestruki 1 ram protein memerlukan kurang lebih 9 gram asam sulfat. Utu menamnbahnkecepatan destruksi dapat ditambahkan katalis natrium sulfat dan merkuri oksida 20:1. Gunning menganjurkan menggunakan kalium sulfat atau tembagaii sulfta. Katalis digunakan untuk meningkatkan titik didih asam sulfat. Suhu destruksi berkisar 370-4100C.   
reaksi

ii.    Tahap destilasi
Padatahap ini amoniumsulfat di pesah menjadi amonia dengan menamhan NAOH dan pemanasan. Amonia ynag dilepaskan akan ditangkap dengan laruta baku asam  (HCl atau asamborat 4% berlebih) dengan indikator PP
Reaksi

iii.    Tahap titrasi
Disini sisa desdtilat yang tidak bereksi dengan amonia akan dititrasi dengan laritan standar naOh . titik akhir titrasi menunjukkan warna merah muda dengan indikator PP yang tetap dalam 30 detik.
Reaksi
Jika penampung destilat menggunakan HCL Kadar protein diukur dengan persamaan
VnaOH blagko – v naoh sampel/berat sampel x N NaOHx 14,008 x FKx100%
Dan jika penampung yang digunakan adalah asam borat maka banyaknya asam borat yan berekasi dengan amonia dapat dilakukan dengan menitrasi ion amoniaum hasil reaksi  dnengan HCl dengan indikator MR / MB. Titik akhir titrasi bilihat dengan perubahan larutan dari mbiru menjadi merah muda.  Jumlah titrasi sampel dan blangko akan ekuifalen dengan nitrogen dan dihitung dengan persamaan :
VHCl blagko – v HCl sampel/berat sampel x N NaOHx 14,008 x FKx100%

Selasa, 18 September 2012

LEMAK DAN ANALISISNYA

 LEMAK DAN ANALISISNYA


 DEVINISI

     Lemak merupakan sekelompok besar molekul-molekul alam yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemak, malam, sterol, vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak (contohnya A, D, E, dan K), monogliserida, digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid (termasuk di dalamnya getah dan steroid) dan lain-lain. Lemak secara khusus menjadi sebutan bagi minyak hewani pada suhu ruang, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair, yang terdapat pada jaringan tubuh yang disebut adiposa (Anonim 2010).
     Lemak adalah senyawa gliserida, yaitu suatu ester dari gliserol dengan asam lemak. Gliserol merupakan
alkohol polivalen, tepatnya alkohol trivalen. Rumus struktur gliserol adalah CH2CHOHCH2OH. Nama
kimianya 1,2,3-propanatriol. Asam lemak adalah senyawa asam karboksilat suku tinggi, artinya rantai atom
C-nya panjang. Asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan tak jenuh. Asam lemak jenuh, ikatan
kovalen pada rantai atom C semuanya tunggal. Sedang asam lemak tak jenuh, pada rantai atom C mengandung

ikatan rangkap.
Lipida merupakan golongan senyawa organik kedua yang
menjadi sumber makanan, merupakan kira-kira 40% dari makanan yang dimakan setiap
hari. Lipida mempunyai sifat umum sebagai berikut:
•lidak larut dalam air
•larut dalam pelarut organik seperti benzena, eter, aseton, kloroform, dan
karbontetraklorida
•mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen, kadang-kadang
juga mengandung nitrogen dan fosfor
•bila dihidrolisis akan menghasilkan asam lemak
•berperan pada metabolisme tumbuhan dan hewan.
Klasifikasi LipidKelompok utama lipid
•Trigliserida
•Fosfolipid
•Sfingolipid
•Lipoprotein
•Steroid
•Lilin


Analisa Minyak

Metode Soxhlet

Mengekstraksi lemak secara murni sangat sulit dilakukan, sebab pada waktu mengekstraksi lemak, akan terekstraksi pula zat-zat yang larut dalam lemak seperti sterol, phospholipid, asam lemak bebas, pigmen karotenoid, khlorofil, dan lain-lain. Pelarut yang digunakan harus bebas dari air agar bahan-bahan yang larut dalam air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak dan keaktifan pelarut tersebut menjadi berkurang. Pelarut ini seperti dietil eter, hexana, benzena, dan lain-lain.
Ada dua kelompok umum untuk mengekstraksi lemak yaitu metode ekstraksi kering dan metode ekstraksi basah. Metode kering pada ekstraksi lemak mempunyai prinsip bahwa mengeluarkan lemak dan zat yang terlarut dalam lemak tersebut dari sampel yang telah kering benar dengan menggunakan pelarut anyhidrous. Keuntungan dari dari metode kering ini, praktikum menjadi amat sederhana, bersifat universal, dan mempunyai ketepatan yang baik. Kelemahannya metode ini membutuhkan waktu yang cukup lama, pelarut yang digunakan mudah terbakar dan adanya zat lain yang ikut terekstrak sebagai lemak.
Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik. Metode soxhlet ini dipilih karena pelarut yang digunakan lebih sedikit (efesiensi bahan) dan larutan sari yang dialirkan melalui sifon tetap tinggal dalam labu, sehingga pelarut yang digunakan untuk mengekstrak sampel selalu baru dan meningkatkan laju ekstraksi. Waktu yang digunakan lebih cepat. Kerugian metode ini ialah pelarut yang digunakan harus mudah menguap dan hanya digunakan untuk ekstraksi senyawa yang tahan panas.
A. Penentuan Kadar Minyak/Lemak
Penentuan kadar minyak atau lemak suatu bahan dapat dilakukan dengan alat
ekstraktor Soxhlet.
Soklet terdiri dari:

   1. pengaduk / granul anti-bumping
   2. still pot (wadah penyuling)
   3. Bypass sidearm
   4. thimble selulosa
   5. extraction liquid
   6. Syphon arm inlet
   7. Syphon arm outlet
   8. Expansion adapter
   9. Condenser (pendingin)
  10. Cooling water in
  11. Cooling water out

Bahan yang akan diekstraksi ialah jagung, dedak, tepung ikan, pelet. Penentuan kadar lemak dengan pelarut organik, selain lemak juga terikut Fosfolipida, Sterol, Asam lemak bebas, Karotenoid, dan Pigmen yang lain . Karena itu hasil ekstraksinya disebut Lemak kasar .Ekstraksi dengan alat Soxhlet merupakan cara ekstraksi yang efisien,
karena pelarut yang digunakan dapat diperoleh kembali. Dalam penentuan kadar minyak
atau lemak, bahan yang diuji harus cukup kering, karena jika masih basah selain
memperlambat proses ekstraksi, air dapat turun ke dalam labu dan akan mempengaruhi
dalam perhitungan (Ketaren, 1986:36). Sebagai contoh adalah ekstraksi minyak dalam sampel , dengan prosedur sebagai berikut:
Timbang 15 gram sampel , diiris-iris sampai lembut. Selanjutnya dibungkus dengan
kertas saring bebas lemak, ujung atas maupun ujung bawah ditutup dengan kapas bebas
lemak. Kemudian masukkan ke dalam alat Soxhlet, masukkan pelarut petroleum eter
sebanyak 60% dari volume labu ekstraksi dan lakukan ekstraksi selama 1,5 jam. Proses
ekstraksi selesai apabila petroleum eter sudah jernih. Ekstrak yang diperoleh ditambah
dengan natrium sulfat anhidrat, saring. Kemudian filtrat didistilasi biasa, atau petroleum
eter diuapkan dengan evaporator berputar sampai semua petroleum eter habis. Kadar
minyak dapat dihitung dengan rumus:

Kadar minyak (%) = (B - A) 100/berat bahan (gr)
Keterangan:
A= berat labu kosong
B= berat labu dan ekstrak minyak (gr)

Penentuan Bilangan Penyabunan Minyak/Lemak

Penentuan bilangan penyabunan meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
1.Pembuatan KOH alkoholis 0,5 N
  Ditimbang 6 gram tablet KOH murni, dilarutkan dengan etanol 95% sampai volume 250 ml. Larutan itu dibiarkan semalam dalam botol tertutup. Kemudian disaring dan distandarisasi dengan HCl 0,5 N menggunakan indikator pp.
2.Standarisasi KOH alkoholis 0,5 N
  Diambil 10 ml KOH alkoholis 0,5 N yang telah dibuat menggunakan pipet ukur, masukkan dalam erlenmeyer. Titrasi menggunakan HCl 0,5 N menggunakan indikator pp. Titrasi dilakukan tiga kali (triplo).
3.Penentuan angka penyabunan
  Timbang 0,5 – 1,0 gram minyak/lemak, masukkan dalam labu alas bulat volume 100 ml Tambahkan 50 ml larutan KOH alkoholis 0,5 N yang sudah distandarisasi. Kemudian direfluk dengan pemanas sampai larutan menjadi jernih ( + 1,5 – 2 jam). Setelah refluk selesai dinginkan dan encerkan sampai 250 ml. Diambil 25 ml larutan hasil pengenceran, titrasi menggunakan HCl 0,1 N menggunakan indikator pp. Titrasi dilakukan tiga kali.
4.Perhitungan angka penyabunan
Misal:
Berat minyak/lemak yang ditentukan angka penyabunannya = W gram Untuk menitrasi 25 ml larutan hasil penyabunan memerlukan=V ml HCL 0,1N
Maka:
Untuk menitrasi 250 ml larutan hasil penyabunan memerlukan:
= 250/25 x V ml HCl 0,1 N
= 10 x V x 0,1 ml HCl 0,5 N/0,5
= 2 V ml HCl 0,5 N
Volume KOH 0,5 N yang diperlukan untuk penyabunan = (50 – 2 V ) ml
Dalam setiap 1000 ml KOH 1 N terdapat = 56 gram KOH, maka dalam 1000 ml KOH 0,5 N terdapat = 28 gram KOH
Maka dalam (50 – 2 V) ml KOH 0,5 N terdapat = (50 – 2V) x 28/1000 gram KOH
W gram minyak/lemak membutuhkan (50 – 2 V) x 28/1000 gram KOH
   
Sehingga 1 gram minyak/lemak membutuhkan =
(50 – 2 V) 28 gram KOH/1000 W

 Sumber Data
Budimarwanti.Analisis Lipid Sederhana dan Komplesks.http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131877177/analisis%20lipid.pdf .diunduh pada Selasa, 18 September 2012 pukul 22.05 WIB
Anonim.Struktur Lipid. http://ftpitp09.blogdetik.com/files/2010/05/struktur-dan-klasifikasi-lipid.pdf.diunduh pada Selasa, 18 September 2012 pukul 22.10 WIB
Ragil,Idah.Ilmu gizi. http://idamragilwa.staff.uns.ac.id/files/2010/07/ilmu-gizi.pdf.diunduh pada Selasa, 18 September 2012 pukul 22.12 WIB
Rufiati,etna.2009.Perbedaan Lemak Jenuh dan Tak Jenuh.http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-Indonesia/PerbedaanLemakJenu_EtnaRufiati_16374.pdf.diunduh pada Selasa, 18 September 2012 pukul 22.15 WIB
http://eskariachandra.wordpress.com/2010/03/04/soklet/.diunduh pada Selasa, 18 September 2012 pukul 22.18 WIB




Selasa, 11 September 2012

Gula Reduksi

      GULA REDUKSI DAN PEMERIKSANNYA

 A. Pengertian

       Gula reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi. Hal ini dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas. Senyawa-senyawa yang mengoksidasi atau bersifat reduktor adalah logam-logam oksidator seperti Cu (II). Contoh gula yang termasuk gula reduksi adalah glukosa, manosa, fruktosa, laktosa, maltosa, dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk dalam gula non reduksi adalah sukrosa (Team Laboratorium Kimia UMM, 2008).Salah satu contoh dari gula reduksi adalah galaktosa. Galaktosa merupakan gula yang tidak ditemui di alam bebas, tetapi merupakan hasil hidrolisis dari gula susu (laktosa) melalui proses metabolisme akan diolah menjadi glukosa yang dapat memasuki siklus kreb’s untuk diproses menjadi energi. Galaktosa merupakan komponen dari Cerebrosida, yaitu turunan lemak yang ditemukan pada otak dan jaringan saraf (Budiyanto, 2002).
      Gula invert termasuk golongan gula reduksi karena dapat mereduksi ion tembaga dalamlarutan alkali.Salah satu yang termasuk gula reduksi adalah gula invert. Gula invertdihasilkan dari hidrolisis sukrosa menghasilkan glukosa dan fruktosa. Sukrosabereaksi bersama asam dalam campuran air dengan bantuan enzim invertase.
 Struktur glukosa (rotasi +52.7°)                                Struktur fruktosa (rotasi = -92°)




B. Pemeriksaan Kuantitatif

        Analisis dengan Metode Luff-Schoorl. Prinsip analisis dengan Metode Luff-Schoorl yaitu reduksi Cu2+
menjadi Cu 1+ oleh monosakarida. Monosakarida bebas akan mereduksi larutan basa dari garam
logam menjadi bentuk oksida atau bentuk bebasnya. Kelebihan Cu2+ yang tidak tereduksi
kemudian dikuantifikasi dengan titrasi iodometri (SNI 01-2891-1992).
Reaksi yang terjadi (1.2):
Karbohidrat kompleks → gula sederhana (gula pereduksi)
Gula pereduksi+ 2 Cu2+→ Cu2O(s)
2 Cu2+ (kelebihan) + 4 I-→ 2 CuI2 → 2 CuI- + I2
I2 + 2S2O32-→ 2 I- + S4O6 2-
(1.2)
Osborne dan Voogt (1978) mengatakan bahwa Metode Luff-Schoorl dapat diaplikasikan untuk
produk pangan yang mengandung gula dengan bobot molekuler yang rendah dan pati alami atau
modifikasi.
         Kemampuan mereduksi dari gugus aldehid dan keton digunakan sebagai landasan dalam
mengkuantitasi gula sederhana yang terbentuk. Tetapi reaksi reduksi antara gula dan tembaga
sulfat sepertinya tidak stoikiometris dan sangat tergantung pada kondisi reaksi. Faktor utama yang
mempengaruhi reaksi adalah waktu pemanasan dan kekuatan reagen. Penggunaan luas dari metode
ini dalam analisis gula adalah berkat kesabaran para ahli kimia yang memeriksa sifat empiris dari
reaksi dan oleh karena itu dapat menghasilkan reaksi yang reprodusibel dan akurat (Southgate
1976).


1.    Cara Kerja Sampel Dan Blangko
i.    Dipipet 1,0 ml larutan hasil hidrolisis dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 ml.
ii.    Ditambahkan 25,0 ml larutan Luff Schoorl serta beberapa batu didih.
iii.    Erlenmeyer dihubungkan dengan pendingin tegak lalu dipanaskan diatas pemanas spiritus sampai            mendidih selama 10 menit, lalu didinginkan.
iv.    Setelah dingin ditambahkan 25 ml larutan H2SO4 4N ( hati-hati ) dan 10,0 ml larutan KI 20%.
v.    Mulut erlenmeyer ditutup dengan plastik hitam dan dilubangi untuk memasukkan ujung buret.
vi.    Dititrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1 N sampai warna kuning muda, ditambah larutan amilum 0,5 %, dilanjutkan titrasi sampai warna biru hilang (Vs). Dilakukan
vii.    penetapan blangko dengan 1,0 ml akuades ditambah 25,0 ml larutan Luff, dikerjakan seperti diatas ( Vb ml). Titrasi sampel dilakukan 3 kali.
B.    Standarisasi Larutan Na2S2O3 dengan KIO3
1.    Dipipet 10,0 ml larutan KIO3 0,1 N standar dengan pipet volume dimasukkan kedalam erlenmeyer 100 ml.
2.     Ditambahkan 4 ml H2SO4 2N dan 2,5 ml KI 20%.
3.    Mulut erlenmeyer ditutup dengan plastik hitam dan dilubangi sebesar ujung buret
4.    Dititrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1 N sampai warna kuning muda, kemudian ditambahkan 1 ml amilum 1%, lalu dilanjutkan titrasi sampai warna biru hilang. Percobaan 1, 2 dan 3 diulang sebanyak 3 kali.
C.    Perhitungan Kadar Gula Reduksi (Sebelum Inversi)
a)    Volume Na2S2O3                       =(vol blangko – vol titran) / 0,1 x N Na2S2O3
b)    % gula reduksi (sebelum inverse)  =W / W1x Fp x 100%

Keterangan :
W1                = glukosa ,mg (yang dihasilkan dari daftar Luff Schoorl)
Fp                 = faktor pengenceran
W                 = bobot contoh (mg)
Vol. Blanko   = 23,60 mL
N Na2S2O3   = 0,1039 N
Tabel Luff Schoorl http://www.ziddu.com/download/20324168/Gulareduksidanpemeriksaannya.docx.html

 Sumber data
Anonim. http://repository.upi.edu/operator/upload/s_kim_034511_chapter2.pdf. diunduh 10 September 2012
Anonim.http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/53643/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=3. diunduh 10 September 2012
Suseno. 2010. uji mutu madu yang dipasarkan di pasar gede surakarta ditinjau dari kandungan enzim diastase, aktivitas enzim diastase dan kadar sukrosa. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/52095158_0216-163X.pdf. diunduh 10 September 2012
Huzaifah Hamid . 2009.  http://zaifbio.wordpress.com/2009/01/30/glukosa-darah/ diunduh 10 September 2012