Selasa, 18 September 2012

LEMAK DAN ANALISISNYA

 LEMAK DAN ANALISISNYA


 DEVINISI

     Lemak merupakan sekelompok besar molekul-molekul alam yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemak, malam, sterol, vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak (contohnya A, D, E, dan K), monogliserida, digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid (termasuk di dalamnya getah dan steroid) dan lain-lain. Lemak secara khusus menjadi sebutan bagi minyak hewani pada suhu ruang, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair, yang terdapat pada jaringan tubuh yang disebut adiposa (Anonim 2010).
     Lemak adalah senyawa gliserida, yaitu suatu ester dari gliserol dengan asam lemak. Gliserol merupakan
alkohol polivalen, tepatnya alkohol trivalen. Rumus struktur gliserol adalah CH2CHOHCH2OH. Nama
kimianya 1,2,3-propanatriol. Asam lemak adalah senyawa asam karboksilat suku tinggi, artinya rantai atom
C-nya panjang. Asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan tak jenuh. Asam lemak jenuh, ikatan
kovalen pada rantai atom C semuanya tunggal. Sedang asam lemak tak jenuh, pada rantai atom C mengandung

ikatan rangkap.
Lipida merupakan golongan senyawa organik kedua yang
menjadi sumber makanan, merupakan kira-kira 40% dari makanan yang dimakan setiap
hari. Lipida mempunyai sifat umum sebagai berikut:
•lidak larut dalam air
•larut dalam pelarut organik seperti benzena, eter, aseton, kloroform, dan
karbontetraklorida
•mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen, kadang-kadang
juga mengandung nitrogen dan fosfor
•bila dihidrolisis akan menghasilkan asam lemak
•berperan pada metabolisme tumbuhan dan hewan.
Klasifikasi LipidKelompok utama lipid
•Trigliserida
•Fosfolipid
•Sfingolipid
•Lipoprotein
•Steroid
•Lilin


Analisa Minyak

Metode Soxhlet

Mengekstraksi lemak secara murni sangat sulit dilakukan, sebab pada waktu mengekstraksi lemak, akan terekstraksi pula zat-zat yang larut dalam lemak seperti sterol, phospholipid, asam lemak bebas, pigmen karotenoid, khlorofil, dan lain-lain. Pelarut yang digunakan harus bebas dari air agar bahan-bahan yang larut dalam air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak dan keaktifan pelarut tersebut menjadi berkurang. Pelarut ini seperti dietil eter, hexana, benzena, dan lain-lain.
Ada dua kelompok umum untuk mengekstraksi lemak yaitu metode ekstraksi kering dan metode ekstraksi basah. Metode kering pada ekstraksi lemak mempunyai prinsip bahwa mengeluarkan lemak dan zat yang terlarut dalam lemak tersebut dari sampel yang telah kering benar dengan menggunakan pelarut anyhidrous. Keuntungan dari dari metode kering ini, praktikum menjadi amat sederhana, bersifat universal, dan mempunyai ketepatan yang baik. Kelemahannya metode ini membutuhkan waktu yang cukup lama, pelarut yang digunakan mudah terbakar dan adanya zat lain yang ikut terekstrak sebagai lemak.
Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik. Metode soxhlet ini dipilih karena pelarut yang digunakan lebih sedikit (efesiensi bahan) dan larutan sari yang dialirkan melalui sifon tetap tinggal dalam labu, sehingga pelarut yang digunakan untuk mengekstrak sampel selalu baru dan meningkatkan laju ekstraksi. Waktu yang digunakan lebih cepat. Kerugian metode ini ialah pelarut yang digunakan harus mudah menguap dan hanya digunakan untuk ekstraksi senyawa yang tahan panas.
A. Penentuan Kadar Minyak/Lemak
Penentuan kadar minyak atau lemak suatu bahan dapat dilakukan dengan alat
ekstraktor Soxhlet.
Soklet terdiri dari:

   1. pengaduk / granul anti-bumping
   2. still pot (wadah penyuling)
   3. Bypass sidearm
   4. thimble selulosa
   5. extraction liquid
   6. Syphon arm inlet
   7. Syphon arm outlet
   8. Expansion adapter
   9. Condenser (pendingin)
  10. Cooling water in
  11. Cooling water out

Bahan yang akan diekstraksi ialah jagung, dedak, tepung ikan, pelet. Penentuan kadar lemak dengan pelarut organik, selain lemak juga terikut Fosfolipida, Sterol, Asam lemak bebas, Karotenoid, dan Pigmen yang lain . Karena itu hasil ekstraksinya disebut Lemak kasar .Ekstraksi dengan alat Soxhlet merupakan cara ekstraksi yang efisien,
karena pelarut yang digunakan dapat diperoleh kembali. Dalam penentuan kadar minyak
atau lemak, bahan yang diuji harus cukup kering, karena jika masih basah selain
memperlambat proses ekstraksi, air dapat turun ke dalam labu dan akan mempengaruhi
dalam perhitungan (Ketaren, 1986:36). Sebagai contoh adalah ekstraksi minyak dalam sampel , dengan prosedur sebagai berikut:
Timbang 15 gram sampel , diiris-iris sampai lembut. Selanjutnya dibungkus dengan
kertas saring bebas lemak, ujung atas maupun ujung bawah ditutup dengan kapas bebas
lemak. Kemudian masukkan ke dalam alat Soxhlet, masukkan pelarut petroleum eter
sebanyak 60% dari volume labu ekstraksi dan lakukan ekstraksi selama 1,5 jam. Proses
ekstraksi selesai apabila petroleum eter sudah jernih. Ekstrak yang diperoleh ditambah
dengan natrium sulfat anhidrat, saring. Kemudian filtrat didistilasi biasa, atau petroleum
eter diuapkan dengan evaporator berputar sampai semua petroleum eter habis. Kadar
minyak dapat dihitung dengan rumus:

Kadar minyak (%) = (B - A) 100/berat bahan (gr)
Keterangan:
A= berat labu kosong
B= berat labu dan ekstrak minyak (gr)

Penentuan Bilangan Penyabunan Minyak/Lemak

Penentuan bilangan penyabunan meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
1.Pembuatan KOH alkoholis 0,5 N
  Ditimbang 6 gram tablet KOH murni, dilarutkan dengan etanol 95% sampai volume 250 ml. Larutan itu dibiarkan semalam dalam botol tertutup. Kemudian disaring dan distandarisasi dengan HCl 0,5 N menggunakan indikator pp.
2.Standarisasi KOH alkoholis 0,5 N
  Diambil 10 ml KOH alkoholis 0,5 N yang telah dibuat menggunakan pipet ukur, masukkan dalam erlenmeyer. Titrasi menggunakan HCl 0,5 N menggunakan indikator pp. Titrasi dilakukan tiga kali (triplo).
3.Penentuan angka penyabunan
  Timbang 0,5 – 1,0 gram minyak/lemak, masukkan dalam labu alas bulat volume 100 ml Tambahkan 50 ml larutan KOH alkoholis 0,5 N yang sudah distandarisasi. Kemudian direfluk dengan pemanas sampai larutan menjadi jernih ( + 1,5 – 2 jam). Setelah refluk selesai dinginkan dan encerkan sampai 250 ml. Diambil 25 ml larutan hasil pengenceran, titrasi menggunakan HCl 0,1 N menggunakan indikator pp. Titrasi dilakukan tiga kali.
4.Perhitungan angka penyabunan
Misal:
Berat minyak/lemak yang ditentukan angka penyabunannya = W gram Untuk menitrasi 25 ml larutan hasil penyabunan memerlukan=V ml HCL 0,1N
Maka:
Untuk menitrasi 250 ml larutan hasil penyabunan memerlukan:
= 250/25 x V ml HCl 0,1 N
= 10 x V x 0,1 ml HCl 0,5 N/0,5
= 2 V ml HCl 0,5 N
Volume KOH 0,5 N yang diperlukan untuk penyabunan = (50 – 2 V ) ml
Dalam setiap 1000 ml KOH 1 N terdapat = 56 gram KOH, maka dalam 1000 ml KOH 0,5 N terdapat = 28 gram KOH
Maka dalam (50 – 2 V) ml KOH 0,5 N terdapat = (50 – 2V) x 28/1000 gram KOH
W gram minyak/lemak membutuhkan (50 – 2 V) x 28/1000 gram KOH
   
Sehingga 1 gram minyak/lemak membutuhkan =
(50 – 2 V) 28 gram KOH/1000 W

 Sumber Data
Budimarwanti.Analisis Lipid Sederhana dan Komplesks.http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131877177/analisis%20lipid.pdf .diunduh pada Selasa, 18 September 2012 pukul 22.05 WIB
Anonim.Struktur Lipid. http://ftpitp09.blogdetik.com/files/2010/05/struktur-dan-klasifikasi-lipid.pdf.diunduh pada Selasa, 18 September 2012 pukul 22.10 WIB
Ragil,Idah.Ilmu gizi. http://idamragilwa.staff.uns.ac.id/files/2010/07/ilmu-gizi.pdf.diunduh pada Selasa, 18 September 2012 pukul 22.12 WIB
Rufiati,etna.2009.Perbedaan Lemak Jenuh dan Tak Jenuh.http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-Indonesia/PerbedaanLemakJenu_EtnaRufiati_16374.pdf.diunduh pada Selasa, 18 September 2012 pukul 22.15 WIB
http://eskariachandra.wordpress.com/2010/03/04/soklet/.diunduh pada Selasa, 18 September 2012 pukul 22.18 WIB




Tidak ada komentar:

Posting Komentar